Skripsi
MOTIVASI PENYULUH KB DALAM MENINGKATKAN PENCAPAIAN AKSEPTOR KB IUD DI KABUPATEN TEGAL
Indonesia :
Nama: Nani Ristianti, NPM: 2107501217, Judul: Motivasi Penyuluh KB dalam Meningkatkan Pencapaian Akseptor KB IUD di Kabupaten Tegal.
Penulis merumuskan pokok permasalahan mengenai perlunya peningkatan motivasi Penyuluh KB agar dapat dicapai target jumlah akseptor KB IUD. Sedangkan tujuan utama yang dicapai yaitu ingin mengetahui motivasi Penyuluh KB dalam meningkatkan pencapaian akseptor KB IUD.
Populasi dalam penelitian ini adalah 103 orang Penyuluh KB, 18 orang Kepala UPT, dan 18 orang Kasubag TU pada UPT Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Tegal. Sehingga total populasi adalah sejumlah 139 orang. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 27 orang yang nantinya dijadikan responden, diambil menggunakan teknik sampling purposive pada tiga kecamatan yaitu Pangkah, Dukuhturi, dan Warureja. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase.
Secara empiris terbukti motivasi kerja Penyuluh KB dalam upaya meningkatkan pencapaian akseptor KB IUD sudah dapat dikatakan motivasi kerjanya tinggi, yaitu 19 orang dalam kategori tinggi dan 8 orang dalam kategori cukup tinggi dengan total skor sebesar 2.948 dan mean sebesar 109,19 serta persentase ketercapaian skor sebesar 72,79% dari skor maksimal. Hal ini didukung pula oleh pencapaian skor pada tiap-tiap indikatornya, di mana yang persentase pencapaian skornya tertinggi yaitu pada indikator pemenuhan kebutuhan fisiologis (74,81%), yang kemudian dilanjutkan indikator pemenuhan kebutuhan keamanan dan rasa aman (74,26%), indikator pemenuhan kebutuhan sosial (73,33%), indikator pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri (71,48%), dan terendah pada indikator pemenuhan kebutuhan harga diri (69,63%).
Dengan mengambil sampel UPT di tiga Kecamatan, di Kecamatan Pangkah dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang sama, namun terjadi peningkatan akseptor KB IUD sejumlah 14 orang atau meningkat 0,07% berdasarkan persentase dari PUS. Sedangkan di Kecamatan Dukuhturi angka peningkatan PUS meningkat sejumlah 47 orang namun justru terjadi penurunan akseptor KB IUD sejumlah 69 orang atau turun 0,41% berdasarkan persentase dari PUS. Lain halnya dengan di Kecamatan Warureja, peningkatan pada PUS terjadi sejumlah 30 orang, namun justru tidak terjadi dinamisasi dalam jumlah akseptor KB IUD atau cenderung mengalami persentase penurunan yang relatif kecil, hanya mencapai 0,005% berdasarkan persentase dari PUS. Semua itu terkait dengan masih adanya Penyuluh KB yang memiliki motivasi kerja yang rendah.
Kendala utama yang dihadapi yaitu menyangkut struktur usia, dan tingkat pendidikan, lemahnya koordinasi baik dengan Badan PP dan KB Kabupaten maupun dengan petugas kesehatan (terutama bidan desa), serta terbatasnya kewenangan kepala UPT dalam memotivasi kerja Penyuluh KB.
Kata kunci: Motivasi Kerja, Penyuluh KB
English :
Name: Nani Ristianti, NPM: 2107501217, Title: Motivation KB Extension in Improving Achievement IUD Acceptors in Tegal regency.
The authors formulate the main issues concerning the need to increase motivation for family planning extension workers to achieve the target number of family planning acceptors of IUD. While the main goal is to find out achieved Extension family planning motivation in improving the achievement of family planning acceptors of IUD.
The population in this study were 103 people Counseling KB, 18 men Head of Unit, and 18 people on UPT TU Head of Women Empowerment and Family Planning in Tegal regency. So the total population is some 139 people. The sample in this study of 27 people who will be the respondent, taken using a purposive sampling technique in three districts namely Pangkah, Dukuhturi, and Warureja. Data collection techniques used include questionnaires, interviews, observation and documentation. Data were analyzed using descriptive techniques percentages.
Empirically proven to work motivation KB Extension in an effort to improve the achievement of family planning acceptors of IUD has to be said his motivation is high, ie 19 people in the high category and 8 people in categories is quite high with a total score of 2948 and a mean of 109.19 and the percentage of achievement scores 72.79% of the maximum score. This is supported also by the achievement scores on each indicator, where the percentage achieving the highest scores on indicators of physiological needs (74.81%), which is then followed indicator of the fulfillment of security requirements and security (74.26%), indicators of social needs (73.33%), indicators of self-actualization needs (71.48%), and lowest on indicators of self-esteem needs (69.63%).
By taking samples of UPT in three districts, the District Pangkah with the number of Infertile Couples Age (EFA) the same, but there was an increase family planning acceptors of IUD some 14 people, an increase of 0.07% based on a percentage of the EFA. Meanwhile, in District Dukuhturi EFA increased numbers increased number of 47 people but rather a decline in family planning acceptors of IUD some 69 people, down 0.41% based on a percentage of the EFA. Another case with the District Warureja, an increase in EFA occurred some 30 people, but it did not happen dynamics in the number of family planning acceptors of IUD or tend to experience a relatively small percentage of decline, reaching only 0.005% based on a percentage of the EFA. All were associated with the persistence of family planning extension workers who have low work motivation.
Main obstacle is related to age structure, and level of education, lack of good coordination with the Board of County PP and family planning as well as with health care providers (especially midwives), and the limited authority of the head of Unit in motivating family planning extension work.
Keywords: Work Motivation, KB Extension
822011KI16 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain