Skripsi
KONSELING INDIVIDU DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG SERING ABSEN (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2010-2011)
ABSTRAK
MUKHSININ. 2011. "Konseling Individu dalam Mengatasi Peserta Didik yang Sering Absen (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2010-2011)", Bimbingan dan Konseling. Drs. Sukoco, KW., M.Pd., Suriswo, M.Pd. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal.
Kata kunci : konseling individu, disiplin dan prestasi belajar.
Penanganan peserta didik bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan peserta didik yang bermasalah. Rumusan masalah penelitian (1) bagaimanakah bimbingan konseling individu siswa, (2) bagaimanakah mengatasi peserta didik yang sering absen, (3) apakah bimbingan konseling individu dapat mengatasi peserta didik yang sering absen di Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2010-2011.
Lokasi penelitian di SMK Islam Pemalang, faktor yang diteliti mengenai peserta didik yang sering absen. Instrumen penelitian wawancara, observasi aktivitas siswa. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pengamatan, tindakan dan refleksi.
Bimbingan konseling individu pada siswa Kelas X SMK Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2010-2011 dilakukan terhadap 3 siswa (konseli) yaitu Rifki Kurniawan, Afal Fadholi dan Abdullah. Upaya dilakukan secara langsung tatap muka. Masalah siswa yang sering absen ini dimulai dengan identifikasi masalah yaitu dari aspek-aspek yaitu kesehatan, pola asuh keluarga, ekonomi, hubungan teman sebaya dan aspek kebiasaan belajar.
Dari aspek ekonomi keluarga, teridentifikasi bahwa uang sekolah tidak terbayar oleh orang tua konseli. Kondisi orang tua dirasakan kekurangan biaya untuk sarana belajar konseli, sehingga sering merasa terbebani atau korban perasaan baik di sekolah maupun di rumah. Dari aspek pola asuh orang tua diperoleh temuan bahwa konseli tidak pernah bergembira dengan orang tua disamping itu sering terjadi salah paham dengan orang tua. Pada aspek hubungan dengan teman sebaya konseli merasa rendah diri dalam pergaulan, merasa diabaikan teman-teman, merasa sukar menyesuaikan diri, merasa tidak bebas memilih teman dan mudah tersinggung. Aspek kebiasaan belajar, konseli merasa sulit dapat belajar secara teratur, sukar berkonsentrasi waktu belajar, lekas merasa lelah dan pusing pada saat belajar. Adapun dalam kaitannya dengan daya ingat konseli merasa kurang optimal karena merasa bahwa yang dipelajari mudah sekali hilang.
Kelima aspek yang diterapkan terhadap ketiga konseli tersebut dan dapat merubah kebiasaan absen namun dari segi aspek ekonomi orang tua masih dominan mempengaruhi konseli sehingga bukan kewenangan konselor untuk menangani faktor sosial orang tua konseli.
BK0911175 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain