Skripsi
KARAKTERISTIK BAHASA LISAN PARA GURU DI MTs NEGERI PETARUKAN DALAM SITUASI FORMAL : SEBUAH PENDEKATAN SOSIO-WACANA
ABSTRAK
WIBOWO, TEGUH. NPM 1505500503. 2011. Karakteristik Bahasa Lisan Para Guru di MTs Negeri Petarukan dalam Situasi Formal : Sebuah Pendekatan Sosio-Wacana. Skripsi. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pembimbing I adalah Sutji Muljani, M.Hum., Pembimbing II adalah Drs. Bowo Harmaji, M.Pd.
Kata kunci : bahasa lisan, situasi formal
Guru haruslah bisa menjadi contoh bagi para anak didiknya, baik dari perilakunya maupun dari bahasa yang digunakannya pada waktu berbicara. Aktifitas berbicara terjadi di dalam suasana, situasi dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin juga bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik bahasa lisan para guru di MTs Negeri Petarukan dalam proses belajar mengajar di kelas dan dalam mengikuti rapat kedinasan di sekolah dilihat dari aspek pilihan katanya serta kohesi dan koherensinya.
Data yang digunakan yaitu wujud bahasa lisan para guru kelas VII di MTs Negeri Petarukan dalam proses belajar mengajar di kelas dan dalam rapat kedinasan di sekolah dilihat dari aspek pilihan kata (diksi) dan kohesi serta koherensinya. Guru yang melakukan proses mengajar yaitu guru bidang studi Bahasa Indonesia, Aqidah Akhlak, Matematika, IPA Fisika, IPS Sejarah, Komputer, SKI dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Wujud bahasa lisan para guru di MTs Negeri Petarukan dalam mengajar di kelas, ditemukan ketidaktepatan dan ketidakjelasan dalam pemilihan kata-katanya. Sedangkan dalam mengikuti rapat di sekolah, sudah jelas tetapi masih juga ditemukan ketidaktepatan dalam memilih kata-kata. Baik dalam mengajar di kelas maupun dalam rapat, keduanya didominasi oleh jenis kohesi gramatikal berkonjungsi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik bahasa lisan para guru di MTs Negeri Petarukan dalam proses belajar mengajar di kelas dan dalam mengikuti rapat kedinasan di sekolah, masih ditemukan ketidaktepatan dalam pemilihan kata-katanya dan didominasi oleh jenis kohesi gramatikal berkonjungsi.
PBSI0911182 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain