Skripsi
PERILAKU SINTAKTIS VERBA PASIF BERAFIKS {KE-AN} PADA WACANA MEDIA CETAK HARIAN RADAR TEGAL DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
ABSTRAK
LUTFI NAZARUDIN. 2012. “Perilaku Sintaktis Verba Pasif Berafiks {ke-an} pada Wacana Media Cetak Harian Radar Tegal dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Dr. Burhan Eko Purwanto, M.Hum. Sutji Muljani, M.Hum. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal.
Kata Kunci : Verba pasif {ke-an},Implikasi, Bahasa Indonesia
Penulis mengkaji tiga masalah yaitu, Kategori verba jenis apa saja yang bisa diturunkan menjadi verba pasif {ke-an}?, Bagaimanakah perilaku sintaktis verba pasif berafiks {ke-an} pada wacana media cetak harian Radar Tegal?, Bagaimanakah implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA?.
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mendeskrikpsikan jenis verba yang dapat diturunkan menjadi verba pasif {ke-an}, mendeskripsikan perilaku sintaktis verba pasif berafiks {ke-an} pada wacana media cetak harian Radar Tegal, dan menjelaskan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode simak, baca, catat dilanjutkan dengan pengkartuan, yaitu mencatat kalimat-kalimat aktif meN-, meN-kan, dan meN-i transitif, dan akhirnya diklasifikasikan kedalam kalimat-kalimat yang dapat menurunkan verba pasif {ke-an}. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode agih dan teknik lanjutan berupa teknik subtitusi, parafrasa dan delesi. Hasilnya disajikan dengan cara formal dan informal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat pasif merupakan hasil penurunan kalimat aktif melalui proses pasif. Kalimat pasif memiliki subjek yang berperan sebagai “penderita” yang ditandai oleh predikat yang berupa verba pasif. Verba pasif memiliki penanda bentuk di, bentuk diri-, ter- dan bentuk {ke-an}. {ke-an} merupakan hasil penurunan bentuk aktif meN-, meN-kan, atau meN-i ekatransitif. Namun, karena adanya kekhasan bentuk dan keunikan maknanya, tidak semua bentuk aktif tersebut dapat ditunkan menjadi bentuk {ke-an}.
Melalui ketepatan penggunaan afiks, informasi/tulisan yang akan disampaikan lebih jelas dan dapat dipahami oleh pembacanya, Berangkat dari hal tersebut, maka perlu sekali dari para penulis (pelajar) untuk mempelajari afiks.
PBSI0312021 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain