Penelitian
ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA FISIP UPS TEGAL DALAM PILPRES TAHUN 2009 (STUDI TENTANG PENGARUH SOSIALISASI POLITIK DAN BUDAYA POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK)
ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MAHASISWA FISIP UPS TEGAL DALAM PILPRES TAHUN 2009
(STUDI TENTANG PENGARUH SOSIALISASI POLITIK
DAN BUDAYA POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK)
Pemilu merupakan bentuk perwujudan sistem demokrasi Pancasila yang menjadi penyaluran aspirasi masyarakat dalam memilih wakil-wakilnya dan memilih Kepala Pemerintahan. Keterlibatan masyarakat dalam Pemilu sebagai bentuk aspirasi politik membutuhkan adanya pendidikan berpolitik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya dengan benar, dan guna menciptakan kesadaran berpolitik.
Untuk meningkatkan partisipasi politik maka Sosialisasi berpolitik dilakukan oleh parpol dari tingkat pusat sampai ke desa-desa melalui rapat-rapat parpol, termasuk melalui media radio, koran dan televisi. Parpol menjabarkan visi dan misi, tujuan dan manfaat organisasinya bagi masysrakat, serta meminta dukungan dari masyarakat. Di sisi lain keberadaan Budaya Politik yang terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang juga ikut mempengaruhi partisipasi politiknya.
Untuk keperluan PILPRES yang demokratis ini, kampanye sebagai wujud sosialisasi politik dianggap sebagai salah satu proses terpenting bahkan sering dianggap tak kalah penting dari pemilunya sendiri. Dari kampanye inilah partai-partai politik yang bersaing bisa mengukur seberapa besar loyalitas simpatisannya, sebaliknya, dari kampanye pula para calon pemilih bisa mengatur seberapa besar ia perlu loyal dan akhirnya menentukan pilihan pada karakter tertentu.
Belajar dari beberapa pemilihan presiden sebelumnya di Indonesia ternyata rata-rata partisipasi pemilih kurang dari 70% (Suara Merdeka, 29 Juni 2010). Meski berapapun besarnya partisipasi pemilih tidak mempengaruhi keabsahan hasil PILPRES. Hal ini akan mempengaruhi kadar legitimasinya. Semakin kecil partisipasi pemilih semakin legitimasi hasilnya dipertanyakan. Dipihak lain partisipasi pemilih juga dapat menjadi barometer keberhasilan pelaksanaan PILPRES.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan rendahnya partisipasi politik dalam PILPRES 2009 di kalangan mahasiswa FISIP UPS Tegal. Berdasarkan pengamatan ternyata banyak mahasiswa yang kurang peduli terhadap penyelenggaraan PILPRES. Melalui penelitian kuantitatif yang mencoba menarik garis korelasi antara sosialisasi politik dan budaya politik terhadap partisipasi politik, diketahui bahwa ada hubungan dan pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor terkait, dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,7 yang menunjukkan tingkat hubungan yang kuat.
Penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lanjutan terkait dengan aspek penting lainnya seperti latar belakang partai politik, dan pengalaman berorganisasi.
Kata kunci: Partisipasi Politik, Sosialisasi Politik, Budaya Politik
202013PNL | 320 WID a C.1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain