Penelitian
STRATEGI PENGELOLAAN TERPADU WADUK/BENDUNGAN SEBAGAI KAWASAN AGROHIDROEKOWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN BERBASIS PERMODELAN SPASIAL
Dalam upaya mengimplementasikan pengelolaan Waduk Cacaban secara terpadu perlu diingat kembali prinsip-prinsip dasar dalam pendekatan terintegrasi yang berusaha menempatkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesetaraan sosial,
dan keberlanjutan lingkungan. Permasalahan sedimentasi yang tinggi dari sungaisungai dan erosi yang terjadi pada lahan pertanian maupun kehutanan akibat pemanfaatan lahan dan penebangan hutan menjadikan Waduk Cacaban sedikit demi
sedikit mengalami penyempitan luasan waduk sehingga akan mengancam keberadaan Waduk Cacaban. Dalam pengelolaannya kawasan waduk sering terbentur pada berbagai aspek kepentingan yang kadang saling tumpang tindih ataupun saling bertolak
belakang dalam pemanfaatan kawasan Waduk Cacaban. Dengan pengelolaan Waduk Cacaban secara terpadu dan berbasis Permodelan Spasial diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengelolaan Waduk supaya terjadi keterpaduan antara berbagai sektor. Tujuan penelitian tahun pertama adalah : 1 Mendapatkan gambaran pemanfaatan Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk Cacaban pada sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan wisata; dan 2. Mendapatkan gambaran kondisi lahan DTA
dan air terkait denagan fungsi waduk sebagai tempat penampungan air;. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yangdianalisa secara deskriptif kuantitatif berdasarkan variabel-variabel penelitian. Disamping itu juga digunakan metode penginderaan jarak jauh untuk pemetaan tematik dan metode GIS untuk permodelan spasial.
Pemanfaatan lahan di kawasan DTA Waduk Cacaban tidak sesuai dengan perunukannya sebagai lahan konservasi tanah dan air. Kondisi itulah yang menyebabkan laju erosi tinggi, sehingga akan menambah ketebalan sedimentasi di dasar waduk cacaban. Pemanfatan lahan sebagai perumahan di sekitar waduk dapat menyebabkan berkurangnya kualitas air waduk. Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya dapat menyebabkan menurunnya kualitas tanah dan air,
sehingga fungsi waduk untuk pengairan maupun perikanan tidak maksimal. Kegiatan pertanian semusim dan perkebunan di kawasan DTA dapat menyebabkan bertambahnya potensi erosi sebagai penyebab sedimentasi. Hal tersebut harus diatasi
dengan peraturan-peraturan (kesepakatan bersama atau Peraturan Daerah Kabupaten Tegal) yang jelas, sehingga pemanfaatan kawasan DTA sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan konservasi waduk
Key word : Pengelolaan Waduk Cacaban, Berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, Basis
822015PEN | 610 DEW s C.1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain