Skripsi
CARA MEMBANGUN PERWATAKAN TOKOH-TOKOH DALAM TEKS DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA
WILDAN ARIFIANTO. 2015. “Cara Membangun Perwatakan Tokoh-Tokoh Dalam Teks Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya.” Skripsi. Program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal. Pembimbing I: Prof. Dr. B. K. Ekowardono, Pembimbing II: Dr. Burhan Eko Purwanto, M.Hum.
Kata kunci : Perwatakan, Drama Bila Malam Bertambah Malam
Latar belakang. Cerita drama dibangun dari unsur intrinsik dan ekstrinsik dimana perwatakan tokoh-tokoh itu dibangun untuk menjadi cerita yang menarik perlu diungkapkan gambaran fisik dan psikologisnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana cara menggambarkan tokoh dari segi fisik sehingga tampak perwatakannya?, 2) Bagaimana cara menggambarkan tokoh dari segi psikologis sehingga tampak perwatakannya ?
Sumber penelitian ini adalah teks drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. Wujud data dalam penelitian ini adalah penggalan drama Bila Malam Bertambah Malam yang memuat perwatakan tokoh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Teknik pengolahan data dengan cara diklasifikasi berdasarkan segi fisik dan psikologis yang dibangunnya dan kartu data untuk mempermudah pengklasifikasian. Teknik analisis yang digunakan adalah setiap penggalan cerita pada kartu data itu ditelaah. Kalimat yang mengandung gambaran fisik dan psikologis yang mana yang membangun perwatakan. Untuk menentukan gambaran fisik dan psikologis yang membangun perwatakan, digunakan teknik analitik yang diperkuat dengan teknik dramatik
Hasil penelitian meliputi 1) Gusti Biang sebagai tokoh utama yang mempunyai perwatakan seenaknya sendiri. Perwatakan Gusti Biang dibangun dari dialog antara tokoh tambahan dengan tokoh bulat. 2) Wayan sebagi tokoh tambahan yang mempunyai perwatakan setia dan rela berkorban. Perwatakan Wayan dibangun dari dialog antara tokoh tambahan dengan tokoh utama. Ngurah sebagai tokoh tambahan yang mempunyai perwatakan setia dan tidak mudah menyerah. Perwatakan Ngurah dibangun dari dialog antara tokoh tambahan dengan tokoh utama. 3) Nyoman sebagi tokoh Bulat yang mempunyai perwatakan baik dan penuh kasih sayang. Perwatakan Nyoman dibangun dari dialog antara tokoh bulat, tokoh utama, dan tokoh tambahan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan gambaran fisik dan psikologis berpengaruh dalam pembentukan perwatakan tokoh.
15115001250 | ARI c C1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain