Skripsi
Pengembangan Topik Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Sebagai Perwujudan Alur Cerita dalam Hubungannya dengan Pembagian Bab
Kata Kunci: Pengembangan Topik, Perwujudan Alur Cerita Novel Gadis Pantai, dan Hubungannya dengan Pembagian Bab Latar belakang masalah penelitian ini adalah novel merupakan wacana lebih kompleks yang terdiri dari 1 topik, beberapa wacana kompleks (bab), dan konteks tertentu. Novel Gadis Pantai terbagi menjadi 4 bagian bab. Setiap babnya mengembangkan subtopik yang menjadi sebuah topik novel. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah pengembangan topik novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai perwujudan alur cerita sesuai dengan pembagian bab novel itu?, 2) Penanda bahasa apa yang menunjukan peralihan tahapan-tahapan peristiwa alur cerita dalam tiap pembagian bab dan penanda bahasa yang mengaitkan bab yang satu dengan yang lainya? Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber penelitian ini berupa teks cerita novel. Wujud data dalam penelitian ini adalah Penggalan wacana yang merupakan pengembangan topik novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai perwujudan alur cerita dalam hubunganya dengan pembagian bab. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah isi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah diklasifikasi berdasarkan tahapan alur sebagai pengembangan topik. Teknik analisis yang digunakan adalah setiap penggalan cerita pada kartu data itu ditelaah. Hasil penelitian Pengembangan topik yang sesuai dengan pembagian Bab hanya pada bab 1 dan pengembangan topik yang tidak sesuai dengan pembagian bab atau gabungan dari bab-bab yang lain, yaitu bab 2, 3, dan 4. Pengembangan topik pada bab-bab yang diwujudkan berupa alur cerita di bagi menjadi beberapa bagian tahap-tahap alur, yaitu tahap (eksposition), Rangsangan (incting moment), Gawatan (rising action), Tikaian (conflict), Rumitan (complication), Klimaks, Leraian (falling action), Selesaian (denouement). Penanda kohesi bahasa sebagai penanda peralihan cerita pada bab 1 menggunakan penanda kata ganti empunya, bab 2 menggunakan penanda konjungsi temporal, bab 3 menggunakan penanda kata ganti penunjuk, dan bab 4 menggunakan penanda kata ganti empunya. Penanda koherensi sebagai pengait antarbab pada bab 1 dan 2 menggunakan penanda latar waktu sebagai pengait antar bab, bab 2 dan bab 3 menggunakan penanda pengait hubungan sebab-akibat, bab 3 dan bab 4 menggunakan penanda pengait dengan memanfaatkan latar tempat.
15115001220 | TOF p C1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain