Skripsi
PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN KARTU MONITORING TERHADAP DISIPLIN KEHADIRAN MASUK SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 COMAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Studi PTBK Peserta Didik Kelas XI IPS)
Kata Kunci : Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Behavioristik, Pengaturan Waktu di Sekolah.
Penelitian ini dirancang menggunakan Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling dengan populasi penelitian berjumlah 39 peserta didik, dengan sampel 20 peserta didik. Alat pengumpulan data berupa angket, wawancara, observasi, catatan anekdot, dokumentasi. Penelitian tindakan ini terdiri dari empat komponen pokok: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75%. Dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioristik, tingkat pengaturan waktu dan ada tidaknya peran layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioristik terhadap pengaturan waktu di sekolah pada peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioristik diperoleh rata-rata 64,00% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata 86,00%. Berdasarkan analisis deskriptif, diperoleh tingkah laku peserta didik yang relevan dengan indikator pengaturan waktu di sekolah pada siklus I mencapai 67,00% dapat ditingkatkan menjadi 86,00% pada siklus II, tingkat pengaturan waktu di sekolah pada siklus I diperoleh peserta didik terentaskan 12 peserta didik (71,70%) dapat ditingkatkan pada siklus II yaitu tingkat disiplin kehadiran masuk sekolah peserta didik terentasnya sebanyak 18 peserta didik (85,94%) melebihi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 75%, sehingga layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioristik dikatakan telah berhasil dan penelitian dihentikan. Dan hipotesis tindakan kerja (Ha) “terdapat peran layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioristik terhadap pengaturan waktu di sekolah di SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2016/2017” diterima. Hal ini terbukti dari tingkat pengaturan waktu di sekolah peserta didik yang terentaskan sebanyak 12 peserta didik (71,70%) dapat tingkatkan pada siklus II menjadi 18 peserta didik yang terentaskan 85,94% melebihi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 75%. Tingkat keterentasan pengaturan waktu di sekolah peserta didik siklus I dan siklus II diperoleh selisih 14,24%.
Saran dari penulis diharapkan pihak sekolah peningkatan pengaturan waktu dalam mengatur waktu peserta didik, peran secara signifikan manfaat pengaturan waktu dan menjadi alternatif bimbingan kelompok dan ekstra.
11145001300 | SOE p C1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain