Skripsi
PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING (ABC) SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Kasus Pada PT Sanur Marindo Shipyard Tegal )
LUKMAN ARIFIN, 4304500253, PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT Sanur Marindo Shipyard Tegal), SKRIPSI, TEGAL, UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan penentuan harga pokok produksi antara metode yang sekarang diterapkan perusahaan yaitu full costing system dengan Activity Based Costing (ABC) System.
Perusahaan beroperasi berdasarkan pesanan dengan pengumpulan harga pokok produksi job order costing. Pada metode Full costing total biaya overhead pabrik dibagi dengan pemicu biaya tunggal yaitu jam mesin, sedangkan dengan Activity Based Costing System dibagi dua tahap yaitu yang pertama menelusuri biaya overhead pada aktivitas kemudian pada tahap kedua mengalokasikan biaya ke produk.
Metode yang digunakan adalah melakukan perbandingan penentuan harga pokok produksi antara full costing system dengan Activity-Based Costing (ABC) System
Berdasarkan analisa data dari harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan dengan Full Costing untuk Coaster 750 DWT Rp. 14.987.311.725,- , Ferry 500 GRT Rp.12.216.419.880,-,dan lct 200 DWT Rp.8.082.682.881,-. Sedangkan dengan menggunakan Activity Based Costing (ABC) System untuk Coaster 750 DWT Rp. 14.389.782.611,- ,Ferry 500 GRT Rp.11.798.168.819,- ,dan lct 200 DWT Rp.8.822.505.057,-. Dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan harga pokok produksi dengan kedua metode tersebut menghasilkan harga pokok produksi yang berbeda, dan berpengaruh pada penentuan harga jual sesuai dengan margin yang diinginkan. Dengan Activity Based Costing (ABC) System perhitungan harga pokok produksi lebih akurat karena berdasarkan tingkat aktivitas pada sumber daya yang dipakai, bukan fungsi ataupun alokasi sehingga menghasilkan harga produk yang lebih berkompetitif.
AKN09028 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain