Z(0,025) = 1,960, yang berarti pemberian insentif mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja perawat. Koefisien determinasi r2 = 0,146 berarti sumbangan insentif terhadap naik turunnya prestasi sebesar 14,6%. Sedangkan selebihnya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak teridentifikasi. Setelah diketahui bahwa variabel insentif dan prestasi kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja, maka peneliti ingin memberikan saran-saran sebagai berikut : 1) Pemberian insentif yang diberikan perusahaan kepada karyawannya perlu diperhatikan oleh perusahaan agar prestasi kerja perawat meningkat sehingga tujuan dari Rumah Sakit Umum Kardinah tercapai. 2) Selain pemberian insentif dalam bentuk material, untuk meningkatkan pelayanan diperlukan pemberian insentif dalam bentuk non material, seperti pemberian penghargaan, pemberian pujian baik lisan maupun tulisan kepada perawat yang berprestasi. 3) Hubungan kerja yang baik antara pimpinan dengan karyawan akan dapat menunjang segala aktivitas dalam Rumah Sakit Umum Kardinah, sehingga timbul kesatuan kerja yang kompak menciptakan suatu kesepakatan dalam menghadapi setiap masalah yang timbul." />
Skripsi
HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DENGAN PRESTASI KERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DR. M. ASHARI PEMALANG
BUDIARTO, "HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DENGAN PRESTASI KERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT UMUM "KARDINAH" DI TEGAL" SKRIPSI, TEGAL, 2006. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL.
Tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pemberian intensif dengan prestasi kerja perawat pada Rumah Sakit Umum "Kardinah" di Tegal.
Hipotesis dalam penelitian adalah Diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemberian insentif dan prestasi kerja perawat Rumah Sakit Umum "Kardinah" di Tegal.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah 1) Observasi, 2) Interview, 3) Quesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Korelasi Rank Spearman, uji hipotesis koefisien Korelasi Rank Spearmen, analisis Koefisien Determinasi. Untuk menguji hipotesis menggunakan Uji Z.
Hubungan antara pemberian insentif dengan prestasi kerja adalah sedang dan positif dibuktikan dengan nilai r = 0,414 artinya apabila semakin baik sistem insentif yang diberikan Rumah Sakit Umum, maka akan semakin tinggi prestasi kerja para perawatnya, sebaliknya apabila sistem insentif yang diberikan buruk, maka prestasi kerja perawat juga akan semakin menurun. Setelah diuji hipotesis dengan menggunakan uji z diperoleh nilai Zhitung = 3,363 > Z(0,025) = 1,960, yang berarti pemberian insentif mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja perawat. Koefisien determinasi r2 = 0,146 berarti sumbangan insentif terhadap naik turunnya prestasi sebesar 14,6%. Sedangkan selebihnya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak teridentifikasi.
Setelah diketahui bahwa variabel insentif dan prestasi kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja, maka peneliti ingin memberikan saran-saran sebagai berikut : 1) Pemberian insentif yang diberikan perusahaan kepada karyawannya perlu diperhatikan oleh perusahaan agar prestasi kerja perawat meningkat sehingga tujuan dari Rumah Sakit Umum Kardinah tercapai. 2) Selain pemberian insentif dalam bentuk material, untuk meningkatkan pelayanan diperlukan pemberian insentif dalam bentuk non material, seperti pemberian penghargaan, pemberian pujian baik lisan maupun tulisan kepada perawat yang berprestasi. 3) Hubungan kerja yang baik antara pimpinan dengan karyawan akan dapat menunjang segala aktivitas dalam Rumah Sakit Umum Kardinah, sehingga timbul kesatuan kerja yang kompak menciptakan suatu kesepakatan dalam menghadapi setiap masalah yang timbul.
MP10012 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain