taraf signifikansi 0,05. Jika dilihat dari faktor-faktor motivasinya, tidak ada perbedaan yang signifikan motif kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, serta kebutuhan aktualisasi dan pemenuhan diri pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning. Sementara itu pada motif kebutuhan keamanan dan rasa aman serta kebutuhan harga diri pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dalam penyaluran dan penempatan tenaga kerja, hendaknya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal selalu mengidentifikasi faktor-faktor motivasi pencari kerja baik pria ataupun wanita. Hal ini didasarkan karena secara spesifik, ada perbedaan motif kebutuhan keamanan dan rasa aman serta kebutuhan harga diri antara pencari kerja pria dan wanita. Sementara itu dari hasil skoring pada tiap-tiap faktor motivasi, ternyata kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi dan pemenuhan diri pencari kerja pria lebih tinggi daripada wanita. Oleh karena itu faktor motivasi kebutuhan yang perlu diprioritaskan dalam penyaluran tenaga kerja pria adalah ketiga faktor tersebut. Sedangkan faktor motivasi kebutuhan yang perlu diprioritaskan dalam penyaluran tenaga kerja wanita adalah kebutuhan fisiologis serta kebutuhan keamanan dan rasa aman, karena perolehan skornya lebih tinggi daripada pencari kerja pria." />
Skripsi
Studi Komparatif Motivasi Pencari Kerja Pria dan Wanita dalam Pembuatan Kartu Kuning pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal
Kuswanto. 4106502549. Studi Komparatif Motivasi Pencari Kerja Pria dan Wanita dalam Pembuatan Kartu Kuning pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal. Pembimbing I: Drs. Gunistiyo, M.Si., Pembimbing II: Niken Wahyu. C, S.E.,M.M. Skripsi: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal. 2010.
Penelitian ini mengambil pokok masalah: "Apakah ada perbedaan yang signifikan motivasi pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal?. Sedangkan tujuannya yaitu untuk mengetahui perbedaan motivasi pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pencari kerja baik pria maupun wanita yang sedang mengajukan pembuatan kartu kuning (Kartu Pencari Kerja) pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal. Sedangkan sampelnya diambil sejumlah 30 orang masyarakat pencari kerja pria dan 30 orang wanita yang sedang mengajukan pembuatan kartu kuning (Kartu Pencari Kerja) dengan menggunakan teknik accidental random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney U.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal, di mana dari hasil pengujian hipotesis ditunjukkan dari perolehan nilai Mann-Whitney U sebesar 427,500 dan nilai Exact Sig. (2-tailed) sebesar 0,743 > taraf signifikansi 0,05. Jika dilihat dari faktor-faktor motivasinya, tidak ada perbedaan yang signifikan motif kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, serta kebutuhan aktualisasi dan pemenuhan diri pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning. Sementara itu pada motif kebutuhan keamanan dan rasa aman serta kebutuhan harga diri pencari kerja pria dan wanita dalam pembuatan Kartu Kuning menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
Dalam penyaluran dan penempatan tenaga kerja, hendaknya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tegal selalu mengidentifikasi faktor-faktor motivasi pencari kerja baik pria ataupun wanita. Hal ini didasarkan karena secara spesifik, ada perbedaan motif kebutuhan keamanan dan rasa aman serta kebutuhan harga diri antara pencari kerja pria dan wanita. Sementara itu dari hasil skoring pada tiap-tiap faktor motivasi, ternyata kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi dan pemenuhan diri pencari kerja pria lebih tinggi daripada wanita. Oleh karena itu faktor motivasi kebutuhan yang perlu diprioritaskan dalam penyaluran tenaga kerja pria adalah ketiga faktor tersebut. Sedangkan faktor motivasi kebutuhan yang perlu diprioritaskan dalam penyaluran tenaga kerja wanita adalah kebutuhan fisiologis serta kebutuhan keamanan dan rasa aman, karena perolehan skornya lebih tinggi daripada pencari kerja pria.
MP091024 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain