GAUL, TRENDI, AHLI
Hasil jajak pendapat tentang minat baca yang pernah dilakukan Kompas (14/2/2009) dari total responden yang dicuplik secara sistematis di beberapa kota besar, menunjukkan 75,5 % mengaku tidak pernah berkunjung ke perpustakaan dalam sebulan terakhir.
Pertanyaannya, factor-faktor apakah yang membuat orang enggan datang ke perpustakaan? Benarkah karena tidak mempunyai minat baca? Atau karena factor lain? Misalnya karena akses ke lokasi yang sulit, kenyamanan ruang baca, sikap para staf/pustakawannya, varian layanan yang diberikan, serta system sirkulasi (meminjam dan mengembalikan) yang tidak memudahkan.
Dari beberapa penemuan di lapangan, keengganan datang ke perpustakaan (terutama perpustakaan daerah/milik pemerintah) ternyata lebih disebabkan oleh sikap para staf dan pustakawan yang kurang bersahabat. Rata-rata mereka bermuka masam, jutek, kurang antusias dalam melayani pengunjung, saat ditanya letak koleksi buku seringkali menjawab “silakan cari sendiri”.
Sikap yang tidak menguntungkan tersebut diatas sangat menghambat kampanye gemar membaca, oleh karenanya membangun kompetensi perilaku atau sikap (behavior competence) bagi pustakawan dalam konteks menjadi sangat penting.
Pertanyaan selanjutnya adalah pustakawan yang diharapkan itu seperti apa?
Library 2.0 (perpustakaan generasi kedua) mensyaratkan adanya pustakawan yang gaul, trendi, sekaligus ahli.
Gaul berarti bahwa seorang pustakwan harus lincah berinteraksi dan berkomunikasi tidak saja dengan pemustaka tapi juga dengan pihak-pihak yang berkepentingan, berkaitan, dan berurusan dengan perpustakaan. Gaul juga bisa berarti si pustakawan memanfaatkan jejaring social seperti facebook, twitter ataupun blog pribadi untuk menginformasikan segala sesuatu tentang perpustakaan.
Trendi , pengertian trendi menyangkut penampilan dan cara berpakaian. Selama ini pustakawan sering memakai seragam resmi, sehingga kesan nya birokratis dan kaku. Mungkin sebaiknya pustakwan mengubah tampilannya biar kelihatan trendi. Misalnya menngenakan kaos dan topi ataupun aksesoris seperti pin yang bertuliskan kata-kata motivasi ajakan gemar membaca.
Ahli, keahlian yang specific (expert), dan bisa mengomunikasikan keahlian yang dimiliki, sangat diharapkan melekat pada diri pustakawan. Misalnya keahlian dalam bidang menulis, pustakawan yang ahli dalam bidang menulis bisa membuat klub menulis atau program Klinik Baca Tulis (KBT).
Pustakawan yang Gaul, Trendi dan Ahli mudah-mudahan bisa memberikan andil dalam meningkatkan animo masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan.
Sumber : The Art of Library